Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Bersepeda meniti sejarah Deli Medan

Pada hari kamis 11-juli-2019 kami berkesempatan keliling kota medan, setelah satu hari yang lalu kami tiba di kota medan, kali ini kami menyusuri pusat kota dan beberapa bangunan bersejarah di kota medan, salah satunya yaitu Istana Maimun. Sekilas tentang sejarahnya, Istana Maimun merupakan peninggalan Kerajaan Deli. Didirikan oleh Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan keturunan raja ke-9 Kesultanan Deli. Istana ini dibangun pada 26 Agustus 1888 dan baru diresmikan pada 18 Mei 1891. Warna kuning yang mendominasi Istana Maimun melambangkan warna Melayu, sekaligus warna kebesaran Kerajaan Deli di Sumatera Utara. Sedangkan pengaruh Eropa terlihat dari ornamen lampu, kursi, meja, lemari, sampai pintu dorong. Satu lagi, bentuk pintu dan jendelanya lebar-lebar seperti mirip bangunan-bangunan di Eropa. Pengaruh Islam bisa dilihat dari bentuk lengkung (arcade) di bagian atap yang bentuknya menyerupai perahu terbalik (lengkung persia) yang biasanya dijumpai pada bangun

Pesan penjelajah pada pacarnya

Apabila aku pergi lalu datang musim semi, dingin yang kurasakan ingin sekali memelukmu. Pesanku Cuma satu, jaga keselamatanmu, aku hanya seorang penjelajah yang nasibnya selalu tergantung pada alam dan waktu. Bila kau tak kuat menampung rindu, biar angin saja yang membawakan pesanmu padaku. Atau, hujan yang kukirim lewat mega mendung. Semoga nasibmu lebih beruntung dari nasibku, yang hidup selalu tidak dengan kecukupan. Dan selalu bergantung kepada semesta. Dek... Ijinkan aku mencintaimu melalui lembah pegunungan, air laut yang pasang, atau badai diatas gunung pertapaan. Karena memang disitulah aku melihat wajahmu begitu nyata lewat semesta. Tak ada yang mampu kuberikan untukmu, selain cerita masa penjelajahanku. Sigli, 4 juli 2019

Sebuah budaya warisan: ngopi

Pukul 06:30 di banda aceh masih terlihat petang. Namun, warung kopi sudah dipenuhi oleh pengunjung yang kebanyakan habis pada sholat subuh, Kedai yang saya datangi ialah kedai kopi solong kata salah satu kawan saya di banda, ko kalo ke banda blm ke kopi solong belum sah, hehehehe Ya kedai kopi solong berdiri sejak 1976, menyajikan berbagai farian kopi dari mulai robusta dan arabika. Walaupun tempatnya jauh dari gayo, tapi kopi solong juga menyediakan kopi arabika gayo. Dan warung kopi ini di daerah banda salah satu warung kopi yg paling besar. Saya suka ngopi disini karena kopi yang di sajikan adalah racikan lamgsung dari mulai roasting dan grinder semua di proses di warung kopi ini. Berbeda dengan warkop2 di jogja, yg dimana notaben pengunjungnya ialah maha siswa, sebaliknya di sini kebanyakan orang2 tua, dari mulai pegai, kuli, tukang becak, tuan guru, dll. Dahulukan pagimu dengan secangkir kopi(bagi yg terbiasa). Nb:simak vidio penyajian kopi di IG @cholies_cyclist

Perekonomian masyarakat sabang

16km sebelum memasuki tugu km nol indonesia, kami ber henti di sebuah warung klontong, pemiliknya bernama wak romlah yang berusia sekitar 76th, awalnya kami hanya ingin membeli logistik untuk makan. Namun, kami sedikin membuka obrolan tentang harga kebutuhan pokok di sabang, dan wak romlah malah banyak bercerita tentang perekonomian di ujung indonesia bagian barat ini. Jarak warung wak romlah dengan kota sabang sekitar 16km, dan di kota sabanglah wak romlah belanja, bukan tempat yang dekat. Wak romlah harus menyewa becak hingga membayar sebesar 100 ribu rupiah sekali angkut. Dan yang wak romlah sayangkan kenapa masih banyak orang yang protes ketika belanja. Agak mahal lah, kok beda dgn di banda lah, padahal bedanya harga Cuma seribu rupiah paling besar,itupun wak romlah hanya mengambil untung lima ratus rupiah saja. Dari protes pembeli diatas wak romlah menuturkan kepada saya, “begini dek, disini kami jauh dengan kota, apalagi banda aceh, saya ambil contoh dari bensin, 37L B

Sabang bukan jalur bagi single speed

Pas lagi dianiaya tanjakan ada anak kecil nanya"mau kemana bang"(dengan logat melayu). "mau kejawa dek" saya jawab. "abang kejawa naik sepeda kayuh..? " lanjutnya. Saya jawab iya dek. Saya tanya lagi "adek kls berapa..? " "saya kelas dua SD bang". "adek punya sepeda kayuh...?" saya tanya.  "tak punya bang, disini mana bisa main sepeda kayuh". Dari cerita diatas kita dapat menyimpulakan bahwa beta sulitnya medan yang ada di sabang, bukan karena berlubang, tapi karena banyaknya tanjakan yang membuat anak2 terlalu berat untuk bersepeda. Disi kami memang jarang sekali melihat orang bersepeda,  bahkan sejak jam dulu memang sepeda sangat terbatas masuk kewilayah sabang. Kebanyakan motor2 dari singapur dan malaysia. Malah kita sering menjumpai honda pispot yg mana di jawa sangat langka dan terbatas.... 🚴