Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Menggapai Atap Sumatera

Sedikit tidak percaya kaki ini dapat melangkah ke Sebuah tempat tertinggi di sumatera, apalagi ketika dengar kami naik bersama team dari jakarta, sebenarnya kami sangat minder ketika naik dengan senior yang sudah mendaki beberapa puncak tertinggi di indonesia, tapi kami bersyukur karena kami dapat lebih banyak pelajaran tentang kegiatan dialam bebas. Jalur yang kami lewati adalah bukan jalur yang banyak orang lalui, yang biasanya orang naik via kayu aro, tapi kali ini kami melewati jalur via solok selatan. Jalur yang lebih asri kita rasakan dan masih banyak satwa liar di hutan taman nasional kerinci. Hari pertama: Kami mulai memasuki pintu rimba, pintu d mana kami mulai memasuki wilayah hutan belantara yang masih hijau dan asri, ditambah sepanjang perjalanan kami banyak pacet (lintah) bergelantungan di kaki kami, ditambah saya tidak memakai sepatu hanya memakai sandal tracking, jadi lebih banyak pacet yang menempel di kaki saya, tapi semua itu tidak membuat kaki ini berhenti me

Dokumen Kosong

Dokumen kosong Menghapus data dari kertas putih Menghapus awan dari langit jingga Menghapus otak dari kepala Tak ada lagi diameter dalam tubuh Semua roboh oleh waktu Tak ada lagi jejak Semua sudah menjadi jarak Selamat tinggal Tak ada lagi dokumen yang tanggal Dadah.......... Sungai jernih, 22, Agustus, 2019

Aku batu dan kau air yang menetes menghancurkan kesedihanku

Aku batu, dan kau adalah air yang menetes menghancurkan kesedihanku. Seindah-indahnya perjalanan ialah menuju rumahmu, dan sesunyi-sunyinya perjalanan ialah ketika kau pergi meninggalkanku. Angin mencumbu daun pada sore yang ranum, aku masih tertidur pulas dalam mimpiku untuk hidup bersamamu.  Aku melihat sebuah danau di tengah hutan dengan air yang jernih, dan aku berkaca padanya, aku melihat diriku yang sebenarnya, ternyata diriku tak lebih dari seorang yang buruk dan keji, dan mungkin memilikimu adalah bukan sebuah pilihanku untuk melanjutkan kehidupan yang teramat singkat ini. Namun, aku bingung mengapa aku sulit untuk melupakanmu pada setiap jejak langkah yang kualami. Sepertinya kau sudah mendarah daging, dan aku merasa aku bukan orang yang pantas untukmu. Aku bimbang, dan aku merasa, aku lelaki yang sangat lemah, aku tak mampu menampung kesedihanku sendiri.  Dan beberapa jam saja tak ada kabar darimu, mataku meneteskan air mata. Tapi kau tak tahu semua itu, apa yang a

Korek api Rp. 10.000

Ceritanya pas siang di kab. Pesisir selatan cuaca panas dan tiba-tiba ada spot bagus untuk membuka hammock, akhirnya saya bentang tali dan rebahan. Blm tidur nyinyak eh dateng motor trenteng dooorr... (kurang lebih begitu suaranya), dan yang naik dua anak kecil ber celana SMP. sebelumnya 2 anak itu mengikuti kami sambil nanya-nanya, dan setelah tau kami ngerest di pohon kelapa mera nyamperin saya dan tanya-tanya lagi. Salah satu pertanyaan yang bikin saya ketawa dan sedikit curiga adalah "bang di jawa uangnya sama ya...? " 🤣. Terus saya jawab ya... Tak lama kemudian salah satu anak itu bilang, "bang ada uang 5rb nggak". Trs saya jawab "buat apa dek.. " dia g mau jawab intinya dia minta 5 ribu. Trs dia bilang lagi, "masa abang jauh2 dari jawa g bawa uang", dan akhirnya saya nyerah saya kasihlah 10.000. Lalu saya tanya "dek punya korek nggak, kebetulan korek abang ketinggalan di warung tadi". Dengan wajah sumringah anak itu m

Bercermin Pada Diri

Saya teringat pada sebuah kata yang ada dalam kumpulan cerpenya Afrizal Malna yang berjudul Pagi Yang Miring Kekanan. Disitu ada sebuah kalimat "viral viral viral get out". Ada salah satu kawan penyair menafsirkan bahwa kalimat itu bermakna "viral/buming itu hanya sesaat habis itu get out (pergi)" Dari situ saya menarik kesimpulan, memang segala sesuatu ada waktunya masing-masing, dan tidak ada di dunia ini yang abadi kecuali cinta. Dan saya juga berfikir bagaimana bisa banyak orang bergerombol menuju suatu yang fana, tanpa mereka sadari bahwa yang mereka kejar hanyalah fatamorgana belaka, dan yang lebih heran lagi kenapa banyak orang berperasangka buruk kepada setiap orang yang melakukan kebaikan. Apa itu sudah menjadi bagian yang wajar dari kehidupan manusia, atau memang manusiaanya yang kurang waras untuk berfikir positif, dari situ saya belajar dari alam sekitar kita. Mungkin, pohon tidak pernah berprasangka kepada para cukong yang akan memotongnya