Saya teringat pada sebuah kata yang ada dalam kumpulan cerpenya Afrizal Malna yang berjudul Pagi Yang Miring Kekanan.
Disitu ada sebuah kalimat "viral viral viral get out".
Ada salah satu kawan penyair menafsirkan bahwa kalimat itu bermakna "viral/buming itu hanya sesaat habis itu get out (pergi)"
Dari situ saya menarik kesimpulan, memang segala sesuatu ada waktunya masing-masing, dan tidak ada di dunia ini yang abadi kecuali cinta.
Dan saya juga berfikir bagaimana bisa banyak orang bergerombol menuju suatu yang fana, tanpa mereka sadari bahwa yang mereka kejar hanyalah fatamorgana belaka, dan yang lebih heran lagi kenapa banyak orang berperasangka buruk kepada setiap orang yang melakukan kebaikan.
Apa itu sudah menjadi bagian yang wajar dari kehidupan manusia, atau memang manusiaanya yang kurang waras untuk berfikir positif, dari situ saya belajar dari alam sekitar kita.
Mungkin, pohon tidak pernah berprasangka kepada para cukong yang akan memotongnya dan merusaknya, dan hewan mungkin tidak pernah berprasangka buruk kepada manusia yang akan membunuhnya.
Sedangkan manusia sendiri berfikir positif kepada sesama manusia saja susah, apakah kita harus belajar dari semesta yang senantiasa membesarkan kita dalam karuniaNya..?, bukan kah manusia di ciptakan sebagai mahluk paling sempurna di muka bumi..?,
Ya, kita kadang lebih sibuk mengoreksi kesalahan orang lain sehingga lupa akan kesalahnnya sendiri....
Monggo di sruout kopine pak/mas mbak/ibu
@cholies_cyclist
Disitu ada sebuah kalimat "viral viral viral get out".
Ada salah satu kawan penyair menafsirkan bahwa kalimat itu bermakna "viral/buming itu hanya sesaat habis itu get out (pergi)"
Dari situ saya menarik kesimpulan, memang segala sesuatu ada waktunya masing-masing, dan tidak ada di dunia ini yang abadi kecuali cinta.
Dan saya juga berfikir bagaimana bisa banyak orang bergerombol menuju suatu yang fana, tanpa mereka sadari bahwa yang mereka kejar hanyalah fatamorgana belaka, dan yang lebih heran lagi kenapa banyak orang berperasangka buruk kepada setiap orang yang melakukan kebaikan.
Apa itu sudah menjadi bagian yang wajar dari kehidupan manusia, atau memang manusiaanya yang kurang waras untuk berfikir positif, dari situ saya belajar dari alam sekitar kita.
Mungkin, pohon tidak pernah berprasangka kepada para cukong yang akan memotongnya dan merusaknya, dan hewan mungkin tidak pernah berprasangka buruk kepada manusia yang akan membunuhnya.
Ya, kita kadang lebih sibuk mengoreksi kesalahan orang lain sehingga lupa akan kesalahnnya sendiri....
Monggo di sruout kopine pak/mas mbak/ibu
@cholies_cyclist
Komentar
Posting Komentar