Bagi siapapun yang akan bepergian jauh khususnya kearah timur pulau Jawa pasti akan melewati Taman Nasional Baluran jika kita memilih jalur utara atau pantura. Namun, momen ini akan berbeda ketika kita menjalaninya dengan bersepeda, dengan bersepeda kita akan lebih dekat dengan flora dan fauna yang ada di taman nasional baluran yang terletak di kabupaten situbondo.
Di sini saya akan menceritakan perjalanan saat melintasi taman nasional baluran menggunakan sepeda ontel bersama kawan saya fasha. Kami berdua start dari rumah bapak Ibturi yang terletak kurang lebih 100m sebelum alas baluran, bapak ibturi adalah salah satu pegiat sepeda ontel di kabupaten situbondo.
Kami mulai start jam 07:00 melintasi taman nasional baluran, di sepanjang jalan kami hanya di temani oleh sekelompok monyet-monyet kecil yang sedang mencari makan di pinggir jalan, biasanya banyak pejalan raya yang mengasih beberapa kacang dan makanan lainnya. Medan jalan yang naik turun lagi-lagi menguras banyak tenaga kami, apalagi ditambah udara yang panas dan gersang, karena saat kami melintas pas sekali dengan musim kemarau. Untung saja kami sudah membawa bekal persediaan air minum cukup banyak, jadi kami tidak terkena dehidrasi ataupun kelaparan di jalan wkwkwk......
Dalam beberapa kilometer kami sama sekali tidak menemukan tempat berteduh untuk beristirahat dan kami hanya bisa minum di atas sepeda sambil jalan, sekitar 10km dari tempat kami start kami baru menemukan warung di kiri jalan, di situlah kami istirahat sejenak sambil minum-minum dan nafas yang masih ngos-ngosan. Tepat pukul 12:00 kami tiba di pertengahan hutan ini terdapat beberapa pos polisi dan banyak orang yang beristirahat di bawah pohon yang rimbun.
Sebelumnya memang saya cukup khawatir ketika akan melintasi taman nasional baluran ini, yang ada di dalam pikiran saya, nanti saya akan bertemu macan, harimau, babi hutan, dan hewan buas lainnya, ternyata saya cukup berlebihan mengkhayal sesuatu yang mengerikan.
Padahal kalau kita hanya melintasi taman nasional baluran yang di jalan pantura saja kita hanya menyaksikan beberapa monyet-monyet dan bapak TNI kopasus yang sedang berlatih. Kecuali kita memasuki sabananya mungkin kita bisa menyaksikan hewan-hewan langka yang dilindungi seperti kerbau hutan, rusa, merak Jawa dan masih banyak yang lainnya.
Setelah selesai istirahat di pertengahan hutan kami melanjutkan perjalanan yang masih agak panjang ini, dan tepat pukul 14:30 kami sampai di ujung hutan ini yang di tandai dengan adanya Waduk Bajul Mati di sebelah kanan jalan, waduk bajul mati ini sudah masuk wilayah kabupaten Banyuwangi.
Akhirnya hutan yang di pikiran saya mengerikan itu dapat saya lewati dengan waktu 10 jam dan sangat menguras banyak tenaga, tetap hati-hati saat melintasi hutan ini karena satwa liar bisa muncul kapan saja di hadapan kita walaupun kita sedang melintasi jalan panturanya.....
Salam pegiat sepeda
Nurkholis @cholies_cyclist
Di sini saya akan menceritakan perjalanan saat melintasi taman nasional baluran menggunakan sepeda ontel bersama kawan saya fasha. Kami berdua start dari rumah bapak Ibturi yang terletak kurang lebih 100m sebelum alas baluran, bapak ibturi adalah salah satu pegiat sepeda ontel di kabupaten situbondo.
Kami mulai start jam 07:00 melintasi taman nasional baluran, di sepanjang jalan kami hanya di temani oleh sekelompok monyet-monyet kecil yang sedang mencari makan di pinggir jalan, biasanya banyak pejalan raya yang mengasih beberapa kacang dan makanan lainnya. Medan jalan yang naik turun lagi-lagi menguras banyak tenaga kami, apalagi ditambah udara yang panas dan gersang, karena saat kami melintas pas sekali dengan musim kemarau. Untung saja kami sudah membawa bekal persediaan air minum cukup banyak, jadi kami tidak terkena dehidrasi ataupun kelaparan di jalan wkwkwk......
Dalam beberapa kilometer kami sama sekali tidak menemukan tempat berteduh untuk beristirahat dan kami hanya bisa minum di atas sepeda sambil jalan, sekitar 10km dari tempat kami start kami baru menemukan warung di kiri jalan, di situlah kami istirahat sejenak sambil minum-minum dan nafas yang masih ngos-ngosan. Tepat pukul 12:00 kami tiba di pertengahan hutan ini terdapat beberapa pos polisi dan banyak orang yang beristirahat di bawah pohon yang rimbun.
Sebelumnya memang saya cukup khawatir ketika akan melintasi taman nasional baluran ini, yang ada di dalam pikiran saya, nanti saya akan bertemu macan, harimau, babi hutan, dan hewan buas lainnya, ternyata saya cukup berlebihan mengkhayal sesuatu yang mengerikan.
Padahal kalau kita hanya melintasi taman nasional baluran yang di jalan pantura saja kita hanya menyaksikan beberapa monyet-monyet dan bapak TNI kopasus yang sedang berlatih. Kecuali kita memasuki sabananya mungkin kita bisa menyaksikan hewan-hewan langka yang dilindungi seperti kerbau hutan, rusa, merak Jawa dan masih banyak yang lainnya.
Setelah selesai istirahat di pertengahan hutan kami melanjutkan perjalanan yang masih agak panjang ini, dan tepat pukul 14:30 kami sampai di ujung hutan ini yang di tandai dengan adanya Waduk Bajul Mati di sebelah kanan jalan, waduk bajul mati ini sudah masuk wilayah kabupaten Banyuwangi.
Akhirnya hutan yang di pikiran saya mengerikan itu dapat saya lewati dengan waktu 10 jam dan sangat menguras banyak tenaga, tetap hati-hati saat melintasi hutan ini karena satwa liar bisa muncul kapan saja di hadapan kita walaupun kita sedang melintasi jalan panturanya.....
Salam pegiat sepeda
Nurkholis @cholies_cyclist
Komentar
Posting Komentar