Langsung ke konten utama

Bertemu Idola




Sudah sekitar 1,5 tahun saya mengikuti akun instagram @anysia dan @worldskatchingtour.Dan setelah saya telusuri ternyata mbak anisa bertempat tinggal di surabaya dan kebetulan kemaren ini perjalanan saya sampai di surabaya, tanapa banyak bicara saya bikin janji untuk berjumpa langsung dengan pasangan ini. Sebagai sesama penikmat seepeda jarak jauh saya merasa sangat perlu bertemu dengan mereka. Karena, banyak sekali ilmu yang akan saya gali mengenai perjalanan mereka melintasi negara-negara di benua afrika. 


Dan yang lebih mengagetkan lagi, mbak anisa bukan orang yang sering melakukan perjalanan jauh menggunakan sepeda. “saya bersepeda cuma dari rumah ke kampus aja”. Ya, mbak anisa adalah lulusan kampus UNESA surabaya jurusan olahragawan. Beliau lulus s1 pada thn 2012 dan melanjutkan bekerja di salah satu hotel yang berada di bali. Dari situlah ia bertemu dan berkenalan dengan luis, seorang wisatawan asing asal portugal.


Selang berjalannya waktu mbak anisa diajaklah ke negara portugal dan di kenalkan kepada keluarganya luis. Dan entah mengapa luis mengajak mbak anisa untuk bersepeda dari colombia-ecuador-peru-chile dan negara lainnya. Dan kali ini mereka memulai start kembali dari south africa menuju portugal. Namun, di tengah perjalanan ibunda mbak anisa meninggal dan ia terpaksa harus pulang terlebih dahulu kesurabaya, dan disitulah saya berkesempatan menemui mereka. 


Mereka di indonesia tidak lama, januari mereka sudah melanjutkan perjalanannya dari namibia menuju portugal. Sekarang mereka sedang sibuk menggarap vidionya selama perjalanan kemaren di namibia. Untuk menontonnya bisa mengunjungi chanel youtube world skatching tour. 
Terimakasih mbak anisa subekti dan mr. Luia simos. Semoga sukses dan selalu dalam lindunganNya. 
(Foto by: @anysia) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membaca= Melawan

 Ketika sedang maraknya huru-hara di negri ini, ada beberapa anak-anak yang berjuang demi mempertahankan kehidupannya di tengah hutan dari para cukong yang kerap kali membohongi mereka dengan surat-surat yang mereka tidak bisa membacanya, dan harus di cap jempol untuk tanda menyetujuinya.  Lantas cukong itu kembali dengan membawa sejumlah alat pemotong kayu untuk menebang pohon dan membangun lahan dan mengusir kehidupan orang-orang didalamnya dengan alasan surat yang sudah di setujuinya.  Dari situlah saya bilang bahwa membaca adalah melawan, melawan kebodohan, melawan pembodohan. Kita tak mesti sekolah tinggi, kita tak mesti mendapatkan ijasah. mampu membaca dan berhitung tapi kita bisa melawan atas kebijakan yang tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan prikeadilan saja kita sudah sangat merasa berjasa bagi kehidupan kita sendiri.  Membaca melawan ketidak adilan, membaca melawan kesenjangan sosial, membaca melawan segala kasus hak asasi manusia untuk melanjutkan hidupnya s

Prolog

Selamat datang Mungkin anda ingin mengetahui indonesia secara lebih dekat dengan beberapa pengalaman saya tentang daerah-daerah yang saya lalui selama penjelajahan saya menggunakan sepeda di indonesia, Ya, dari mulai suku, adat, budaya, dan agama. Dan mungkin beberapa cerita unik tentang dunia pendidikan atau juga dunia literasi di indonesia yang setiap daerah mempunyai cara berbeda-beda untuk mengembangkan hal tersebut. Dari mulai membahas ekonomi masyarakat, pergerakan pemuda karang taruna, dan bahkan kegiatan pencinta alam. Manusia hidup cuma satu kali saja, maka buatlah hal unik dalam hidupmu, untuk cerita anak cucu kita di hari esok, mungkin beberapa orang menganggap hal yang saya lakukan ialah hal yang gila, tapi saya menganggap masih banyak orang yang lebih gila dari saya, anda mengenal saya berarti anda sudah mengenal salah satu jenis kegilaan pada jiwa manusia heheheheh..... Selama kurang lebih sepuluh bulan saya mengelilingi indonesia, walaupun tidak sampai 34 pro

20.000 Dapet Do'a Apa..?

Sepulang dari expedisi Ziaroh Wali Songo pada mei-juni 2016, saya memilih jalur tengah yaitu dari madura-surabaya-mojokerto-kediri-nganjuk-madiun dan seterusnya sampai di jogja. Sesampainya di hutan mantingan Ngawi saat menuruni jalan, setelah tanjakan yang nggak ada ujungnya, sebuah motor matic menyalipku pelan dari belakang dan menyodorkan uang 20.000 rupiah dan orang itu bilang “tolong doakan saya mas”, lalu saya menjawab ya... Sambil tersenyum. Kemudian saat istirahat saya berfikir 20.000 dapet doa apa ya...? Hehehehe. Bukan saya mau menyepelekan uang 20.000, disini saya berfikir ketika semua orang mengukur segalanya dengan uang. Bukan hanya dalam hal tolong menolong saja, melainkan uang sekarang juga dijadikan tolak ukur bagi para penceramah, di dunia televisi ataupun nyata. Ketika segala sesuatu diukur dengan uang dimanakah harga diri seorang manusia berada, apa iya uang dapat membeli harga diri mereka..? Ya begitulah sekarang yang terjadi, dari mulai penceramah hingga