Langsung ke konten utama

LAPAR (antara tambang atau mati)

Berbagai polemik yang sedang dihadapi oleh negeri ini, dari mulai undang-undang yang kontroversial yang hanya menguntungkan kaum atas dan elite politik saja. Beberapa hari yang lalau saya melewati Maluku Utara, dan melihat berbagai kehidupan dan ekonomi masyarakat.

Dari mulai kota Ternate, Tidore, sampai ke Halmahera tengah. Ya sebagian besar masyarakat pesisir melakukan pekerjaan mencari ikan atau nelayan, tapi banyak juga dari mereka memilih untuk bekerja di tambang milik perusahaan asing yang bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Di Halmahera khususnya, ada sekitar 113 izin usaha tambang dan 17.000 hektar lahan sawit di Halmahera selatan, tambang menjadi masalah utama bagi masyarakat yang berpikir akan lingkungan, sudah sangat jelas tambang sangat merusak kelestarian alam, dari mulai hutan, sungai, sampai ke laut, sekitar satu minggu yang lalu ada banyak ikan mati karena terkena limbah dari tambang, dan itu sangat jelas akan merugikan nelayan sekitar.
Dan akankah masyarakat sekitar tidak ingin kerja di tambang, karena tambang sudah merusak lingkungan merela..?, sedikit saja yang seperti itu, masyarakat sekitar yang kebanyakan ekonomi menengah ke bawah lebih memilih bekerja di tambang dengan gaji yang besar, takut akan lapar adalah masalah utama yang menjadikan mereka terpaksa kerja di tambang, bahkan ada juga beberapa dari lulusan universitas yang dulunya berteriak menolak tambang kemudian sarjana dan bingung mau kerja apa, ujung-ujungnya terjun ke tambang juga, lantas siapa yang mau disalahkan, perintah..?, masyarakat..?
Pemerintah terlalu berambisi untuk meningkatkan ekonomi negara, padahal yang di untungkan adalah dari pihak mereka juga, dengan dalih membangun ekonomi masyarakat.

Luhut Binsar Panjaitan salah satu pemilik saham terbesar didaerah maluku utara, sampai sebulan sekali ia mendarat di pulau Obi Maluku utara dengan pesawatnya, untuk apa..? Untuk meninjau semua perusahaannya. Apakah ini yang dinamakan ekonomi masyarakat meningkat, masyarakat yang mana..?
Isu terbesar hari ini adalah pemerintah akan membikin Omnibuslaw, sebuah program yang sebenarnya akan menguntungkan kaum investor dan pejabat tinggi dan sangat merugikan bagi kaum buruh dan masyarakat kecil, dan masih tetap dengan dalih “demi ekonomi meningkat”.

Maluku Utara saya kira sudah mengalami Omnibuslah lebih dulu sebelum perencanaan pemerintah, dilihat dari maraknya tambang, banyaknya tenaga asing, bahkan ada salah satu perusahaan yang mengibarkan bendera Cina lebih tinggi dari pada Indonesia, dan sudah jelas perusakan lingkungan yang melanggar AMDAL.

Dan bagaimana jadinya negeri ini jika Omnibuslaw tetap di lanjutkan dan di jadikan program oleh rezim ini. Hanya ada satu kata “LAWAN...!!!”.

Komentar

  1. Mantab gagal kan omnibus law

    BalasHapus
  2. Titsion PRO Titanium Straightener - Shop from $39.50
    This item is properties of titanium not available titanium bolts at Titsion Pro Titanium Straightener. titanium white dominus Shop for Titsion Pro Titanium titanium vs steel Straightener or other babylisspro nano titanium products.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pakai Rompi Safety dikira Tukang Parkir

Kini bersepeda tidak seperti dahulu sebelum banyaknya kendaraan bermotor, pesepeda kini harus lebih mengantisipasi terjadinya kecelakaan karena ulah para pengendara bermotor yg tidak banyak memberi jalan kepada pesepeda. Namun, selain itu pesepeda juga harus safety dan bagaimanapun caranya ketika kita bersepeda bisa diketahui oleh pengendara lain, salah satunya ialah memakai rompi safety. Saya memiliki pengalaman menarik terhadap rompi safety yang biasa dipakai para pesepeda, cerita ini saya alami ketika sepulang dari mataram lombok menuju jogjakarta. Seperti biasanya saya memilih istirahat di mini market untuk sekedar ngadem ataupun membeli minuman. Nah ketika itu saya istirahat di sebuah mini market di daerah karanganyar solo. Karena waktu sudah maghrib akhirnya saya memilih ngerest lebih lama di mini market itu sambil menikmati minuman dan beberapa cemilan tak lupa selinting tembakau di tangan. Orang berlalu lalang sambil memandang sepedaku yang mungkin terlihat sedikit sa

Bersepeda Membelah Hutan Baluran

Bagi siapapun yang akan bepergian jauh khususnya kearah timur pulau Jawa pasti akan melewati Taman Nasional Baluran jika kita memilih jalur utara atau pantura. Namun, momen ini akan berbeda ketika kita menjalaninya dengan bersepeda, dengan bersepeda kita akan lebih dekat dengan flora dan fauna yang ada di taman nasional baluran yang terletak di kabupaten situbondo. Di sini saya akan menceritakan perjalanan saat melintasi taman nasional baluran menggunakan sepeda ontel bersama kawan saya fasha. Kami berdua start dari rumah bapak Ibturi yang terletak kurang lebih 100m sebelum alas baluran, bapak ibturi adalah salah satu pegiat sepeda ontel di kabupaten situbondo. Kami mulai start jam 07:00 melintasi taman nasional baluran, di sepanjang jalan kami hanya di temani oleh sekelompok monyet-monyet kecil yang sedang mencari makan di pinggir jalan, biasanya banyak pejalan raya yang mengasih beberapa kacang dan makanan lainnya. Medan jalan yang naik turun lagi-lagi menguras banyak tenaga

Bersepeda Melintasi Waktu

Banyak pertanyaan yang sering saya dapatkan dari beberapa kawan, sejak kapan kamu bersepeda..?, kira-kira begitu pertanyaan-nya. Sudah jelas kita semua pernah mengalami masa kecil yang indah dan selalu bahagia, kecuali yang tidak heuheuheu.... Sama halnya dengan saya, saya bersepeda sejak kecil. Tapi saya memiliki keterlambatan dalam hal belajar sepeda, saat mau masuk Sekolah Dasar saya baru bisa menaiki sepeda roda dua yang sebelumnya menaiki sepeda di bantu dengan roda kecil, di samping kanan dan kiri. Ya sedikit malu tentunya dengan kawan-kawan yang sudah bisa bahkan lihai menaiki sepeda sebelum masuk SD.  Dan banyak juga yang bertanya seperti ini, kenapa sih sampai sekarang masih bersepeda, sedangkan jaman semakin maju dengan teknologi motor dll. Saya kira jawabannya di atas tadi, selain sepeda sebagai alat transportasi ramah lingkungan sepeda juga bisa membawa kita ke masa lalu ketika kita masih banyak menggunakan waktu untuk bermain dan bersenang-senang, kita akan meng