Langsung ke konten utama

Anjing penyemangatku

Bersepeda seorang diri bukanlah suatu kegiatan yang menjenuhkan apalagi membosankan, dan kadang memang ada beberapa orang yang memilih ber-petualang  seorang diri. Dari mulai solo riding, solo hiking, single traveler dan lain sebagainya. Alasan saya memilih untuk solo cyclist yang pertama ialah memang tidak ada yang mau ikut, dan saya lebih menikmati perjalanan ketika sendiri.

Memang sering muncul beberapa pertanyaan “apa nggak jenuh mas bersepeda sendirian..?”. Ya saya jawab tidak, karena di sepanjang jalan kita akan menemukan hiburan-hiburan tersendiri, dari mulai anak-anak memanggil saya mister di beberapa daerah, di kejar anjing, di semangatin sopir, dan masih banyak hal-hal lainnya yang tentunya tidak membuat saya jenuh dalam melakukan solo cyclist.

Memang di beberapa daerah seorang pesepeda jarak jauh sering di panggil mister, di Indonesia bagian barat ataupun timur, karena mereka mengira yang traveling menggunakan sepeda kebanyakan bule-bule dari luar negeri, padahal sudah jelas di belakang sepeda saya ada bendera Indonesia, masa sih muka saya yang mirip dengan bule hahahahah......

Dan juga di beberapa daerah kerap sekali saya menemukan pemukiman masyarakat yang memelihara anjing untuk sekedar menjaga rumahnya dari orang-orang jahat dan hewan buas, dan rata-rata itu saya temukan di daerah yang jauh dari perkotaan.

Misalnya di Sumatra utara, Medan, Tapanuli, dan juga Di wilayah Indonesia tengah, kaya di Bali, Lombok, Tana Toraja. Dan kadang anjing itu malah menjadi penyemangat bagi saya, karena saya tergolong manusia yang takut dengan anjing, jadi ketika anjing menggong gong saja saya sudah mulai panik dan langsung mengayuh sepeda saya lebih kencang.

Selain anjing, ada juga sopir yang kerap sekali mengacungi jempol atau sekedar memberikan senyum kepada saya, dari arah berlawanan ataupun searah, nah ternyata yang membuat saya semangat bukanlah perempuan cantik, pacar, atau orang-orang istimewa saya, justru saya memiliki penyemangat-penyemangat yang bisa saya temui di sepanjang perjalanan saya.

Jadi kalian yang ingin melakukan perjalanan jauh seorang diri, jangan takut dan jangan gentar karena di jalan masih banyak orang baik dan banyak penyemangat yang kita kerap temui.

Komentar

  1. I like your trip, I like to read and see your story, keep the spirit of dreams and don't forget to share your experiences ..
    Stay humble leessss��

    BalasHapus
  2. Mungkin anda sudah membiasakan diri

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Etape 1-2 (cirebon-bumiayu-banyumas-kebumen)

Kami mulai berjalan dari tanggal 20 juni 2018, tepat dari desa tegal gubug, Cirebon barat. Etape pertama kami mengambil jalur pantura dan kemudian sampai di Brebes barat kami belok kanan mengambil jalur tengah, karena kami bertiga ingin melintasi kota Jogja jadi kami harus mengambil jalur yang sedikit banyak tanjakan di daerah Bumiayu Brebes. Panasnya jalan pantai utara kami lewati hanya beberapa jam saja, kemudian kami melintasi beberapa tanjakan yang sangat ekstrim di wilayah memasuki jalur tengah yaitu di kecamatan prupug, Brebes. Dan ketika malam tiba cuaca agak kurang bersahabat dengan kami, gerimis pun mengguyur kami bertiga di tengah terjalnya jalan yang berlika liku, sebagai mana kehidupan ini heheheh sok bijak..... Tepat pada pukul 19:30 kami bertiga di jemput oleh salah satu kawan di Bumiayu, akhirnya tepat pukul 20:00 kami akhiri etape 1 di bumiayu dan menginap di rumah Mang Moeh, ia adalah salah satu anggota dari komunitas ontel bumiayu atau disingkat KOB. Mungkin...

20.000 Dapet Do'a Apa..?

Sepulang dari expedisi Ziaroh Wali Songo pada mei-juni 2016, saya memilih jalur tengah yaitu dari madura-surabaya-mojokerto-kediri-nganjuk-madiun dan seterusnya sampai di jogja. Sesampainya di hutan mantingan Ngawi saat menuruni jalan, setelah tanjakan yang nggak ada ujungnya, sebuah motor matic menyalipku pelan dari belakang dan menyodorkan uang 20.000 rupiah dan orang itu bilang “tolong doakan saya mas”, lalu saya menjawab ya... Sambil tersenyum. Kemudian saat istirahat saya berfikir 20.000 dapet doa apa ya...? Hehehehe. Bukan saya mau menyepelekan uang 20.000, disini saya berfikir ketika semua orang mengukur segalanya dengan uang. Bukan hanya dalam hal tolong menolong saja, melainkan uang sekarang juga dijadikan tolak ukur bagi para penceramah, di dunia televisi ataupun nyata. Ketika segala sesuatu diukur dengan uang dimanakah harga diri seorang manusia berada, apa iya uang dapat membeli harga diri mereka..? Ya begitulah sekarang yang terjadi, dari mulai penceramah hingga ...

Java trip (solois)

Hai gaes, pada perrjalanan saya kali ini saya akan melimtasi pulau jawa, tapi tidak semua ya. Hari ini 12,novber,2019 saya sudah sampai jogja dan besok hari kamis saya akan melanjutkan perjalanan menuju surabaya melalui jalur lintas tengah madiun. Yang pada mengira saya akan melewati bali, mohon maaf ya. Untuk ekspedisi kali ini saya tidak melewati ,melainkan dari surabaga saya berlayar menuju makasar dan berlayar lagi menuju ternate maluku. Mungkin dinternate saya akan singgah lama, karena akan bekerja dulu untuk melnjutkan perjalanan ke halmahera dan sorong. Dan untuk perjalanan bike to literation ke timur ini saya melakukannya seorang diri (solois). Karena kawan saya tian tidak bisa melanjutkan perjalanannya. Dengan single fighter semoga saya selalu semangat dan menikmati perjalanan saya ya gaes. Sebelumnya saya ucapkan terimkasih kepada bro tian yang sudah menemani saya selama perjalanan di sumatra.