Langsung ke konten utama

WAISAI IBUKOTA RAJA AMPAT


 Rasannya diri ini tidak percaya mampu menginjakkan kaki di Raja Ampat, setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat bulan dari pulau jawa. Melawan panasnya matahari, dinginnya hujan dan udara pegunungan, dan Yang paling berat ialah melawan diri sendiri. Siang itu Langit Sorong sangat biru sejajar dengan laut yang biru pula, menambah semangat jiwa ini untuk berpetualang.

Kapal mulai berlayar dari Pelabuhan kota Sorong pukul 14:30, menggunakan kapal Expres bahari dengan tarif 100.000 dan selama perjalanan di sandingan dengan gempuran ombak yang menghajar dasar kapal dengan kencang, panasnya cuaca di Papua bukan menjadi alasan untuk berhenti menjelajah keindahan dan ragam budaya Indonesia. Kurang lebih selama dua jam di kapal akhirnya bersandar di Pelabuhan Waisai pukul 16:46 Waku Indonesia Timur.

Wasai adalah ibu kota dari kabupaten Raja Ampat, sebuah pulau yang diapit oleh keindahan biota laut dan keindahan alam yang memuakau bagi siapapun yang mengunjunginya, di sekitar Waisai banyak sekali pulau-pulau kecil yanga sangat indah, Piai nemo, Batu pensil, Pasir timbul, dan masih banyak pulau-pulau kecil yang membuat mata enggan berkedip.

Namun sayang, pulau-pulau kecil di sekitaran Waisai tidak sempat aku jelajahi karena keterbatasan dana. Tapi, itu tidak membuat aku patah semangat, saat hari makin gelap dan belum juga menemukan tempat istirahat, aku coba mencari info tentang pantai yang bisa untuk camping, karena sebagian besar pantai disana banyak yang dijadikan resort yang harus membayar sepaket dengan hotelnya. Dan tahu sendirilah harga disana sangat mahal dan apalah daya saya sbagai traveler kelas ekonomi. Kemudian saya memutuskan untuk menginap di sebuah komplek pantai dengan rumah penduduk dan rumah panggung untuk di sewa para wisatawan local maupun asing. Taklama saya sampai, keluarlah yang punya rumah dan Kawasan pantai itu, seorang perempuan yang agak tua keluar dari pintu rumah dan memanggilku untuk duduk di teras, lalu di introgasilah saya disana menanyakan asal-usul maksud dan tujuan saya ke situ. Dan sayapun cerita bahwa saya adalah seorang penjelajah dari jawa yang ingin mencari tempat menginap di pulau Waisai, kemudian Mace (panggilan ibu dalam bahasa papua) itu membolehkan saya untuk memakai satu gazebo di tepi pantai yang harusnya saya membayar 50.000 untuk satu gazebo tapi justru saya di kasih gratis sama mace, sungguh kebaikan yang tak pernah saya lupakan.

Waktu semakin larut malam, langit waisai semakin gelap, tiba-tiba handphone ku berdering tanda pesan watsapp masuk dari nomor yang tak dikenal, dan tiba-tiba memperkenalkan diri “malam bang, saya sanggor yang komen di facebook”, seorang lelaki muda yang merelakan diri berkenalan dengan penjelajah gembel ini. Ya dia adalah sanggor yang dikenalkan lewat facebook teman-teman di kolom komentar. Namun, pertemuan dengan kaks sanggor ini sangatlah singkat karena waktu ku di waisai cuma satu hari satu malam saja. Tapi, di waktu yang singka itu kita asyik berbincang ria, bertukar pengalaman, bercanda tawa, seakan sudah kenal lama sebelumnya, sungguh nikmat dunia penjelajahan.

Keesokan harinya tepat di hari jumat saya melanjutkan perjalanan Kembali menuju Pelabuhan waisai untuk balik lagi ke sorong, karena kapal akan segera sandar sabtu pagi pukul 03:00 dan pada pukul 06:00 kapal mulai berlayar menuju Merauke, tunggu kisah selanjutnya tentang perjalanan dari sorong ke Merauke menggunakan KMP TATAMAILAU selama satu minggu diatas air.


 



    





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pakai Rompi Safety dikira Tukang Parkir

Kini bersepeda tidak seperti dahulu sebelum banyaknya kendaraan bermotor, pesepeda kini harus lebih mengantisipasi terjadinya kecelakaan karena ulah para pengendara bermotor yg tidak banyak memberi jalan kepada pesepeda. Namun, selain itu pesepeda juga harus safety dan bagaimanapun caranya ketika kita bersepeda bisa diketahui oleh pengendara lain, salah satunya ialah memakai rompi safety. Saya memiliki pengalaman menarik terhadap rompi safety yang biasa dipakai para pesepeda, cerita ini saya alami ketika sepulang dari mataram lombok menuju jogjakarta. Seperti biasanya saya memilih istirahat di mini market untuk sekedar ngadem ataupun membeli minuman. Nah ketika itu saya istirahat di sebuah mini market di daerah karanganyar solo. Karena waktu sudah maghrib akhirnya saya memilih ngerest lebih lama di mini market itu sambil menikmati minuman dan beberapa cemilan tak lupa selinting tembakau di tangan. Orang berlalu lalang sambil memandang sepedaku yang mungkin terlihat sedikit sa

Bersepeda Membelah Hutan Baluran

Bagi siapapun yang akan bepergian jauh khususnya kearah timur pulau Jawa pasti akan melewati Taman Nasional Baluran jika kita memilih jalur utara atau pantura. Namun, momen ini akan berbeda ketika kita menjalaninya dengan bersepeda, dengan bersepeda kita akan lebih dekat dengan flora dan fauna yang ada di taman nasional baluran yang terletak di kabupaten situbondo. Di sini saya akan menceritakan perjalanan saat melintasi taman nasional baluran menggunakan sepeda ontel bersama kawan saya fasha. Kami berdua start dari rumah bapak Ibturi yang terletak kurang lebih 100m sebelum alas baluran, bapak ibturi adalah salah satu pegiat sepeda ontel di kabupaten situbondo. Kami mulai start jam 07:00 melintasi taman nasional baluran, di sepanjang jalan kami hanya di temani oleh sekelompok monyet-monyet kecil yang sedang mencari makan di pinggir jalan, biasanya banyak pejalan raya yang mengasih beberapa kacang dan makanan lainnya. Medan jalan yang naik turun lagi-lagi menguras banyak tenaga

Bersepeda Melintasi Waktu

Banyak pertanyaan yang sering saya dapatkan dari beberapa kawan, sejak kapan kamu bersepeda..?, kira-kira begitu pertanyaan-nya. Sudah jelas kita semua pernah mengalami masa kecil yang indah dan selalu bahagia, kecuali yang tidak heuheuheu.... Sama halnya dengan saya, saya bersepeda sejak kecil. Tapi saya memiliki keterlambatan dalam hal belajar sepeda, saat mau masuk Sekolah Dasar saya baru bisa menaiki sepeda roda dua yang sebelumnya menaiki sepeda di bantu dengan roda kecil, di samping kanan dan kiri. Ya sedikit malu tentunya dengan kawan-kawan yang sudah bisa bahkan lihai menaiki sepeda sebelum masuk SD.  Dan banyak juga yang bertanya seperti ini, kenapa sih sampai sekarang masih bersepeda, sedangkan jaman semakin maju dengan teknologi motor dll. Saya kira jawabannya di atas tadi, selain sepeda sebagai alat transportasi ramah lingkungan sepeda juga bisa membawa kita ke masa lalu ketika kita masih banyak menggunakan waktu untuk bermain dan bersenang-senang, kita akan meng