Langsung ke konten utama

Sekte: Pedalism Kesesatan

 

Memasuki tahun ke tiga di musim corona, perpanjangan PPKM yang tak kunjung usai, vaksin yang di giring ke sistem adimistratif dan kesusahan-kesusahan lainnya. Tapi masih untung saya di berikan umur panjang oleh Tuhan yang Esa, sehingga saya mampu melakukan touring ke berapa kalinya yang saat ini berkesempatan ke kalimantan.

Namun, setelah saya sempat fakum selama satu tahun di persepedaan duniawi ini, rupanya banyak muka-muka baru yang muncul dalam dunia persepedaan tingkat kota maupun provinsi berdasarkan nalar pendek saya sih seperti itu, entah anda. Ternyata satu tahun fakum sudah mengalami percepatan yang pesat di dunia pergowesan ini, bahkan sampai banyaknya pesepeda di bully di karenakan tidak taat aturan dan ngawur saat bersepeda di jalan raya, ya itu sih saya ndak tahu karena pas saat itu masih fakum heuheuheuheu.

Yes, dari 3 tahun belakangan yang entah sebenarnya sudah lama maupun baru meledak, melambung tinggi dan semoga tidak terjatuh, olahraga bersepeda menjadi salah satu hobi yang paling di gemari di kalangan penghuni Indonesia ini, selain paling di gemari juga hobi bersepeda cocok sekali dengan ajang unjuk gigi, unjuk ke kayaan, dan minim mendahulukan kesehatan, canda sehat heuheuheuheu.

Dimulai dari minion, sekilas tentang sejarah ramainnya minion, itu sebenarnya sudah lama sekali sebelum corona menyerang, jaman saya SMA sekitar thn 2018 atau bahkan sebelum itu soalnya saya pernah lihat poster acara pertama kali minion di jakarta oleh kawan-kaean bike pe'a, dan minion mulai melegit lagi di mana pandemi mulai senggang sekitar awal 2021, dan di situlah berbagai macam orang, berbagai macam daerah, menyatakan bahwa akal dari minion adalah dirinya, saya pencetus, ini pencetus, itu pencetus, padahal pencetus sebenarnya malah bikin poster-poster konyol di akun Facebook nya.

Minion pun mulai redup seakan sudah tidak kuning lagi, terutama yang demen Cuma sebatas demen yah udah nggak tau deh dimana sepedannya. Tapi frend ada yang lebih mengerikan lagi ternyata setelah demam minion ini, Tiba-tiba muncul di beranda saya disarankan oleh teman lewat Facebook untuk masuk ke dalam grup yang saya susah untuk mengejanya, ya sudah saya masuk saja wong grup sepeda kok mesti baik ini, yups akhirnya masuk di grup tersebut di sambut oleh admin yang ramah sekali walau belum tau rumahnya, ternyata itu sebuah aliran persepedaan gravel, saat itu juga frend saya langsung serch di google translate apa arti dari kata “Gravel” itu, ternyata liat artinya kaget juga, artinya batu kecil/krikil, di situlah saya baru paham frend kalau gravel bike itu adalah sepeda krikil, eh sepededa yang untuk ndi medan non rata pokoknya frend.

Saya banyak dikitnya sempet nyimak di grup tersebut dan semakin lama semakin nganu frend, saya merasa diri ini tidak cocok berada di grup tersebut secara maya maupun nyata. Udh nggak kuat frend nih jari buat scrol ke bawah, akhirnya saya nggak keluar juga si heuheuheuheu, tapi cukup nyimak saja.


Udahlah tak lanjut tuoring dulu frend, masih jauh nih heuheuheuheu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membaca= Melawan

 Ketika sedang maraknya huru-hara di negri ini, ada beberapa anak-anak yang berjuang demi mempertahankan kehidupannya di tengah hutan dari para cukong yang kerap kali membohongi mereka dengan surat-surat yang mereka tidak bisa membacanya, dan harus di cap jempol untuk tanda menyetujuinya.  Lantas cukong itu kembali dengan membawa sejumlah alat pemotong kayu untuk menebang pohon dan membangun lahan dan mengusir kehidupan orang-orang didalamnya dengan alasan surat yang sudah di setujuinya.  Dari situlah saya bilang bahwa membaca adalah melawan, melawan kebodohan, melawan pembodohan. Kita tak mesti sekolah tinggi, kita tak mesti mendapatkan ijasah. mampu membaca dan berhitung tapi kita bisa melawan atas kebijakan yang tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan prikeadilan saja kita sudah sangat merasa berjasa bagi kehidupan kita sendiri.  Membaca melawan ketidak adilan, membaca melawan kesenjangan sosial, membaca melawan segala kasus hak asasi manusia untuk melanjutkan hidupnya s

Prolog

Selamat datang Mungkin anda ingin mengetahui indonesia secara lebih dekat dengan beberapa pengalaman saya tentang daerah-daerah yang saya lalui selama penjelajahan saya menggunakan sepeda di indonesia, Ya, dari mulai suku, adat, budaya, dan agama. Dan mungkin beberapa cerita unik tentang dunia pendidikan atau juga dunia literasi di indonesia yang setiap daerah mempunyai cara berbeda-beda untuk mengembangkan hal tersebut. Dari mulai membahas ekonomi masyarakat, pergerakan pemuda karang taruna, dan bahkan kegiatan pencinta alam. Manusia hidup cuma satu kali saja, maka buatlah hal unik dalam hidupmu, untuk cerita anak cucu kita di hari esok, mungkin beberapa orang menganggap hal yang saya lakukan ialah hal yang gila, tapi saya menganggap masih banyak orang yang lebih gila dari saya, anda mengenal saya berarti anda sudah mengenal salah satu jenis kegilaan pada jiwa manusia heheheheh..... Selama kurang lebih sepuluh bulan saya mengelilingi indonesia, walaupun tidak sampai 34 pro

20.000 Dapet Do'a Apa..?

Sepulang dari expedisi Ziaroh Wali Songo pada mei-juni 2016, saya memilih jalur tengah yaitu dari madura-surabaya-mojokerto-kediri-nganjuk-madiun dan seterusnya sampai di jogja. Sesampainya di hutan mantingan Ngawi saat menuruni jalan, setelah tanjakan yang nggak ada ujungnya, sebuah motor matic menyalipku pelan dari belakang dan menyodorkan uang 20.000 rupiah dan orang itu bilang “tolong doakan saya mas”, lalu saya menjawab ya... Sambil tersenyum. Kemudian saat istirahat saya berfikir 20.000 dapet doa apa ya...? Hehehehe. Bukan saya mau menyepelekan uang 20.000, disini saya berfikir ketika semua orang mengukur segalanya dengan uang. Bukan hanya dalam hal tolong menolong saja, melainkan uang sekarang juga dijadikan tolak ukur bagi para penceramah, di dunia televisi ataupun nyata. Ketika segala sesuatu diukur dengan uang dimanakah harga diri seorang manusia berada, apa iya uang dapat membeli harga diri mereka..? Ya begitulah sekarang yang terjadi, dari mulai penceramah hingga